Klaim Diskriminasi Rasial terhadap Liverpool
Klaim Diskriminasi Rasial terhadap Liverpool Ditolak oleh Pengadilan
Seorang pria yang mengklaim bahwa dirinya mengalami diskriminasi rasial oleh Klub Sepak Bola Liverpool baru-baru ini menerima kabar buruk setelah klaimnya ditolak oleh pengadilan ketenagakerjaan. Asad Farooq, seorang pria asal Birmingham keturunan Asia Inggris, mengajukan gugatan terhadap Liverpool FC setelah ia tidak terpilih dalam proses seleksi untuk posisi petugas operasi tim utama pada November 2022. Farooq menyatakan bahwa dirinya ditolak karena berkaitan dengan masalah ras, yang menjadi dasar klaim diskriminasi rasial yang ia ajukan.
Farooq melamar posisi yang memiliki tekanan tinggi, di mana tugas utamanya adalah mendukung tim utama dalam aktivitas sehari-hari. Saat itu, ia bekerja dalam peran sementara untuk mengelola kontrak katering selama Piala Dunia 2022 di Qatar. Namun, ia merasa bahwa rasnya menjadi alasan mengapa lamaran kerjanya tidak dilanjutkan IDC88JOKER .
Namun, dalam sidang di pengadilan ketenagakerjaan Liverpool, pihak klub berhasil membantah klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan ras Farooq mempengaruhi keputusan mereka. Liverpool menjelaskan bahwa penolakan terhadap lamaran Farooq lebih disebabkan oleh kurangnya pengalaman yang sesuai untuk posisi tersebut, bukan faktor ras.
Pengadilan mendengar bahwa 487 orang melamar posisi ini, dan 444 di antaranya dipertimbangkan sebelum daftar pendek kandidat disusun. Farooq, yang memiliki pengalaman di bidang manajemen katering, tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi yang erat kaitannya dengan pemain dan staf pelatih.
Louise Dobson, kepala operasi tim utama di Liverpool, menjelaskan bahwa mereka mencari seseorang berpengalaman dalam mengelola operasi sehari-hari yang melibatkan interaksi langsung dengan pemain dan pelatih. Pengalaman Farooq, yang lebih banyak berfokus pada katering, dianggap tidak relevan dengan tuntutan posisi tersebut.
Farooq Curiga Setelah Staf Sementara Mengisi Posisi yang Dilamar
Pada awalnya, Farooq merasa curiga setelah mengetahui bahwa seorang staf sementara, Anna Garnett, yang memiliki pengalaman terbatas, mengisi posisi yang ia lamar. Namun, pengadilan kemudian mendengar bahwa Garnett hanya mengerjakan tugas administratif dasar sebelum posisi tersebut diisi oleh Zac Foley, kandidat yang berhasil. Foley, yang sebelumnya menjabat sebagai manajer operasi sepak bola akademi di Blackburn Rovers, dipilih karena memiliki pengalaman yang lebih relevan di dunia sepak bola.
Setelah mendengarkan seluruh bukti dan kesaksian, hakim ketenagakerjaan, Nicola Benson, dalam putusannya menyatakan bahwa mayoritas hakim berpendapat bahwa bukti yang ada menunjukkan penolakan terhadap Farooq tidak terkait dengan ras. Benson menegaskan, “Pada tahap penyaringan ulang, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah 444 lamaran menjadi lebih mudah dikelola, tidak ada fakta atau kesimpulan yang bisa mengarah pada hal terkait dengan ras penggugat.”
Ada Perbedaan Pendapat di Antara Para Hakim
Meski demikian, perbedaan pendapat muncul di antara para hakim. Salah satu hakim menyatakan bahwa Farooq seharusnya dipertimbangkan untuk wawancara lebih lanjut, mengingat kualifikasi dan pengalaman yang dimilikinya. Hakim tersebut berpendapat bahwa peluang untuk menjelaskan lebih lanjut kualifikasi diri Farooq seharusnya diberikan, sehingga proses seleksi bisa lebih transparan dan adil. Namun, pandangan ini tidak diterima oleh mayoritas hakim yang memutuskan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim diskriminasi rasial.
Keputusan mayoritas ini menguatkan argumen Liverpool FC bahwa penolakan terhadap Farooq lebih berkaitan dengan kriteria objektif yang ditetapkan untuk posisi tersebut, seperti relevansi pengalaman dalam mengelola operasi tim utama, bukan karena faktor ras. Liverpool berhasil menunjukkan bahwa seleksi yang dilakukan berfokus pada kualifikasi profesional yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas sehari-hari yang berhubungan langsung dengan pemain dan staf pelatih, dan bahwa proses tersebut dilakukan secara transparan dan adil.